Adakah pengaruh antara perdagangan bebas tingkat asia terhadap lulusan ekonomi ?
Kalau pendapat saya, pengaruhnya sangat besar sekali karena perdagangan bebas tersebut lebih banyak ekspor dari pada impor, barang murah berkualitas mudah didapat,dan devisa kuat kalau ekspor lebih besar daripada impor. Negatifnya makin banyak pengangguran, karena kalah bersaing banyak pabrik yg bangkrut,larinya investor (SDM dan ETOS KERJA kita lemah)dan devisa habis(lebih banyak impor daripada ekspor). Karena kita belum siap dalam rangka perdagangan bebas ,akan lebih banyak negatifnya jadi kita harus menyiapkan mental dari sekarang utk menghadapi akibatnya. Bayangkan Amerika aja ambruk karena barang-barang dari china. Kemudian untuk lulusan ekonomi harus pintar-pintar dalam pengambilan keputusan. Apa lagi untuk yang lebih memilih berwirausaha. Harus biasa membuat produk baru yang bias menarik minat konsumen untuk membeli.
Strategy Menghadapi Perdagangan Bebas Menurut Mentri Perdagangan dan Pengamat Ekonomi. Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman memaparkan jurus menghadapi ACFTA. Antara lain:
- Meningkatkan daya saing, pengamanan perdagangan dalam negeri serta penguatan ekspor.”Untuk penguatan daya saing pihak Kementerian akan melaksanakan pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif, membangun KEK (Kawasan Ekonomi Khusus), memperluas akses pembiayaan dan pengu-rangan biaya bunga, pembenahan sistem logistik, pelayanan publik, serta penyederhanaan peraturan dan meningkatkan kapasitas kerja,”
- Strategi pengamanan pasar domestik akan difokuskan kepada pengawasan tingkat border (pengamanan) serta peredaran barang di pasar lokal. Namun pihaknya juga akan melakukan promosi penggunaan produksi dalam negeri. Sedangkan untuk penguatan industri, pihak Kementerian Perdagangan berupaya mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN sekaligus penguatan peran perwakilan luar negeri. Kementerian berusaha mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di forum internasional, menjaga pertumbuhan (Ekonomi, menekan kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan lainnya,” Kementerian Perdagangan telah menetapkan beberapa program dan kegiatan yang bertujuan meningkatkan daya saing komoditi ekspor serta mengamankan perdagangan dalam negeri.
Menurut Pengamat Ekonomi Untan, Evi Asmayadi mengefektifkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56/2008 yang mengharuskan setiap barang impor yang masuk ke Indonesia harus lolos verifikasi Sucofindo.Hasil verifikasi itu bisa dicantumkan dalam bentuk sertifikat yang ditempel di setiap barang produk impor yang masuk ke pasar Indonesia. Kemudian segera diberlakukan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap produk impor, termasuk produk buatan Cina yang akan masuk. Selanjutnya, SNI harus diberlakukan terhadap produk-produk buatan pabrik milik perusahaan Cina yang ada di Indonesia. “Penerapan SNI ini penting untuk menciptakan standarisasi produk-produk impor yang masuk ke Indonesia, yang tak kalah penting adalah membenahi faktor-faktor yang menyangkut peraturan dan perijinan, meminimalisir ekonomi biaya tinggi, menurunkan suku bunga kredit, mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur, khususnya listrik, jalan, air bersih, dan pelabuhan, kemudian meningkatkan kualitas entrepreneur dan tenaga kerja, teknologi produksi, pemasaran, keuangan, iklim usaha dan investasi.
Menurut saya cara mengatasi perdagangan bebas di indonesia yang paling sederhananya adalah dengan mencintai produk indonesia sendiri. Kita harus mencontoh negara jepang yang maju Mereka tidak mau membeli produk impor karena mereka menyadari bahwa jika industri lokalnya mati maka perekonomian negaranya juga akan terpukul . Jauh berbeda dengan masayarakat indonesia yang lebih menyukai produk impor mungkin karena gengsi atau sebagai kebanggan mereka dapat membeli produk impor . Contohnya masyarakat kalangan atas lebih suka berbelanja di luar negri dan mengenakan pakaian yang berasal dari luar negri .Yang saya ingin ingatkan kualitas produk indonesia tak kalah baiknya dengan produk luar negri mungkin lebih baik .Sebagai masyarakat Indonesia sudah sepatutnya mencintai produk negaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar