cerpen

          Hari ini sudah hari k-4 aku udah gak pernah denger kabar dari dia, aku  bingung, aku kesal dan aku gak tau apa yang darus aku kakukan sekarang. . .

“door”. . . kagi ngapain loe, bengong aza !! ngelamunin gue yaa.

Gita mengganggu lamunanku.

Ich. . . ngapain seh loe, malem-malem kesini ? tanyaku

Gita adalah sahabatku, aku gak tau tanpa dia aku bisa apa. Ia memang sahabatku yang aku sayang.

          Namaku nda , aku masih duduk dibangku sekolah menengah atas di salah satu sekolah terkemuka dijakarta.

          Ga tau neh git, kenapa gue jadi mikirin dia, kataku

Akhir-akhir ini dia gak pernah kasih kabar ke gue, dia kenapa ya git ? tanyaku dengan wajah cemas.

Ya ampunnnnn. . .  temen gue yang satu ini keracunan makanan apa seh ? loe lagi ga ngigo kan ? loe lagi ga sakit kan ? sembari menyentuh keningku

Aaaacccchhhh. . . loe nih, gue lagi serius juga malah loe bercandain, kataku dengan wajah sedikit kesal.

Sorry. . .deh sorry. . . gue kan cuman bercanda, yaudah sekarang loe mendingan telfon dia deh, biar loe gak penasaran. Kata gita menjawab.

          Disaat aku sedang berbincang dengan gita tiba-tiba ponselku berbunyi dan aku pun bergegas untuk segera menghampiri ponselku dan membuka pesan yang telah menungguku untuk membukanya.

Aku takut, aku cemas, dibenakku aku merasa ada yang terganjal dihatiku,

Alangkah kagetnya aku seorang teman mengabarkan kalau jafar sudah tak ada didunia ini. Disaat aku mendengar berita itu tubuhku rapuh, air mata pun sudah tak sanggup ku bendung. Aku hanya bisa terdiam entah apa yang ada difikiranku saat ini. Gita pun mengambil ponsel yang ada digenggamanku membaca pesan masuk, dan segera memeluk tubukku yang rapuh.

          Sabar nda. . .

Setiap manusia pasti akan kembali padanya, karna kita semua miliknya yang sewaktu-waktu dengan khendaknya kita akan kembali disisinya. Sekarang  kita berdoa ya. . . agar jafar tenang disi Allah SWT. Gita pun meyakinkan aku

Aku hanya membisu dan tak tau harus berbuat apa, yang bisa kulakukan saat ini hanyalah menangis dan mengingat tentang saat-saat indah bersama jafar.

          Pukul 07.30 malam aku dan gita pun bergegas meninggalkan kamarku dan pergi menuju kediaman jafar. Bendera kuning pun seakan melambaikan tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal pada jafar.

Mereka yang berdatangan disana memandangi kedatanganku dengan wajah yang tak bersahabat. Dan aku pun tak menghiraukan mereka. Aku tak peduli yang ada difikirannku adalah jafar. Karna mereka tau 4 hari yang lalu sebelum kejadian maut itu terjadi, aku sempat bertengkar dengan jafar. Karna malam itu kakiku berat untuk pergi bersamanya. Dan akhirnya aku mengurungkan niatku untuk ikut pergi dengan dia dan teman-temannya. Dengan wajah kecewa jafar pun meninggalkan aku untuk bergegas pergi dengan teman-temannya. Banyak yang beranggapan kematian jafar itu dikarnakan aku. Jadi kedatanganku dipandang sinis oleh teman-temannya. Dan tidak ketinggalan dengan omongan-omongan yang tidak mengenakan. Tapi aku tetap tidak mau memperdulikan mereka. Aku hanya berjalan lurus tanpa memandangi semua mata yang menuju sinis memandangiku.

Aku tak tau bagaimana kronologis kejadiannya, sebelum jasadnya datang dari Rs pasar rebo, sahabatku ari pun menceritakan semua apa yang terjadi dengan jafar, malam itu setelah bertengkar denganku karna aku tak mau ikut dengannya jafar sembari membawa motor dengan kecepatan yang cukup kencang, tiba-tiba jafar disenggol motor dari samping dan terjatuh ke arah yang berlawanan entah dia bengong atau sedang memikirkan apa, tiba-tiba datanglah mobil jip menghantam tubuhnya. Seketika jafar tak sadarkan diri dan kami pun bergegas membawa jafar ke Rs pasar rebo. Setelah dibawa ke UGD jafar sempat sadarkan diri, dia berkata padaku kalau aku tidak boleh memberitahukan kejadian ini padamu. Karna dia takut kalau kau cemas memikirkannya. Jadi maaf nda aku tidak menggabarkanmu dan tak membalas smsmu. Bukan aku tak mau. Tapi aku menjaga amanat dari jafar. Dia sempat bilang terahir kalinya kepadaku kalau jafar sayang kamu nda sembari tersenyum. Maka dari itu dia gak mau membuatmu khawatir. Karna dia yakin dia pasti cepat sembuh dan datang menemuimu. Tapi Allah berkehendak lain. Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang menentukan. Jadi tolonglah maafkan semua kesalahan dia ya nda.  Begitulah cerita ari.

Aku menganguk tersenyum, dan aku hanya bisa menangis dipelikan gita. Tak lama berselang mobil ambulans pun datang. Dan segera menurunkan jasad jafar ke dalam rumah.

          Ku lihat tubuhnya yang pucat, seakan tersenyum padaku. Mendadak mataku berkunang-kunang dan bumi berputar semakin cepat sebelum dunianya berubah gelap, sebelum tubuhku terjatuh samar-samar aku melihat senyum lembut jafar dan aku pun tak sadarkan diri. didalam khayalanku ataukah didalam mimpi indahku jafar hadir tersenyum manis dan meminta maaf padaku. Dan berkata “aku menyayangimu nda” tersenyum sembari pergi meninggalkan aku diantara kelopak-kelopak sakura yang layu.

Selamat tinggal jafar. Namamu akan selalu terukir indah dihatiku. .